Aceh Raih Predikat Provinsi Termiskin di Sumatera, Wahyudin/Nyak: “Ini Akibat Tidak Diberdayakan Sektor UMKM”
BANDA ACEH – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Aceh kembali menjadi provinsi termiskin di Sumatera. Menanggapi hal tersebut Wahyudin/Nyak, salah seorang tokoh pemuda di Bireuen – Aceh mengatakan, Predikat kemiskinan sepertinya ‘Betah’ nempel bagi Aceh, “Ini akibat tidak diberdayakannya sektor UMKM, dan usaha padat karya” kata Wahyudin atau Nyak, Rabu (17/2/2021).
Menurut dia, anggaran yang bersumber dari otonomi khusus (otsus) pengelolaannya dirasakan belum tepat sasaran, sangat sedikit alokasi untuk pemberdayaan ekonomi khususnya disektor UMKM. “Adanya monopoli anggaran oleh satu kelompok saja, sehingga uang di Aceh hanya berputar di satu kelompok saja. Akibatnya, masyarakat secara umum tidak menerima aliran uang APBA yang diplot setiap tahunnya ke Aceh,” Karena itu, ia berharap, ke depan setiap orang bisa terlibat dalam menggunakan anggaran Aceh melalui pemberdayaan ekonomi bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), maupun dalam setiap pembangunan infrastruktur.
“Anggaran Aceh mencapai belasan triliun setiap tahunnya. Ironisnya, uang itu tidak berputar di tengah masyarakat Aceh, justru banyak berputar di luar Aceh,” papar dia. “Ini salah satu kontribusi kemiskinan di Aceh menjadi meningkat,” ujarnya. Wahyudin atau Nyak menyarankan agar dana Otsus lebih besar alokasinya untuk home industri dan pabrik yang bisa menampung banyak tenaga kerja dan bahan bakunya tersedia di Aceh. Kemudian, ujarnya alokasikan dana pemberdayaan ekonomi untuk pelaku home industri rumahan maupun usaha padat karya, sesuai dengan keterampilan masing-masing daerah,” Pemerintah Aceh juga harus mampu menjamin penjualan di pasar dan menjaga kestabilan harga produk home industri tersebut. “Berdayakan dulu pelaku UMKM di Aceh, Jangan hanya sibuk dengan Investor dan Proyek saja. “Ungkapnya.(@ndi)