Aceh Timur – Total korban keracunan gas yang diduga bersumber sumur gas dan minyak PT Medco E&P Malaka di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, mencapai 65 orang. Dari jumlah ini, 9 orang yang berdampak parah harus dirawat di rumah sakit. “Korban terkena dampak dari gas beracun itu lebih kurang 65 orang, yang perlu perawatan lanjutan itu 9 orang,” kata Ashadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Jumat (9/4). Menurut Ashadi, dari sembilan orang tersebut, delapan di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Zubir Mahmud di Idi dan seorang ke Rumah Sakit Graha Bunda. Sedangkan 56 korban lainnya yang terdampak ringan dirawat di Puskesmas Banda Alam dan rawat jalan. “Tidak perlu perawatan lanjutan,” sebutnya.
Direktur RSUD dr Zubir Mahmud dr Edi Gunawan mengatakan, dari delapan orang yang dirawat di sana, satu di antaranya mengalami sesak napas berat. Sementara yang lain kondisinya stabil. “Mereka mengeluh sesak, pusing, mual, dan muntah,” katanya kepada acehkini. Setelah keracunan tersebut, BPBD Aceh Timur mengosongkan Desa Panton Rayeuk T. Semua masyarakat dievakuasi ke Kantor Camat Banda Alam untuk menghindari paparan gas. “Ada 250 jiwa yang kami ungsikan,” ujar Ashadi. Pemerintah Kabupaten Aceh Timur telah menyiapkan tenda pengungsian dan kebutuhan bagi para pengungsi. “Logistik juga sudah kami siapkan, seperti dapur umum. Kami melihat perkembangan besok,” sebut Ashadi.
Sebagaimana diketahui, keracunan massal itu bermula ketika pada Jumat (9/4) pagi warga Desa Panton Rayeuk T menghirup udara yang diduga ada sebaran gas dari sumur minyak dan gas PT Medco E&P Malaka di kawasan itu. Sejumlah warga pun mengeluh pusing, mual, dan muntah. VP Relations & Security Medco E&P Indonesia, Arif Rinaldi, dalam keterangan resminya menyampaikan, sumur AS-11 saat ini sedang dalam proses perawatan rutin. Perusahaan telah menghentikan aliran sumur, segera setelah mendapatkan informasi pada Jumat (9/4) pagi.(ds)