BIREUEN — Jelang Idul Fitri saat ini diberitakan pusat-pusat pembelanjaan membludak dengan pengunjung. Di kala normal pemandangan massal seperti itu lumrah dan menjadi ciri khas masyarakat di negeri ini ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri. Namun menjadi tidak normal dan mengkhawatirkan karena saat ini pandemi Covid-19 belum juga reda. Kasus India yang mengalami gelombang besar corona fase kedua bahkan menjadi kecemasan dunia, sampai banyak negara menutup kunjungan dari warga negeri Asia Selatan. Hal tersebut dikatakan Wakil Pemimpin Umum Media Nasional dan Lidikcyber.com, Wahyudin/Nyak, Jum’at (7/5/2021). Dijelaskan Nyak, apalagi dengan informasi adanya Covid-19 varian baru. Bila penularan Covid-19 meningkat lagi, baik di dunia maupun di Indonesia, maka akan semakin berat beban kehidupan yang harus ditanggung bersama. “Harap diingat, setahun wabah Covid-19 dampaknya sangat luas, tidak kecuali dampak ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,5 juta orang,” ujar Nyak Setahun pandemi berlangsung, orang miskin di Indonesia bertambah 2,76 juta. Bagaimana mengatasi penambahan jumlah kemiskinan tersebut, tentu bukan masalah sederhana.
Ia mengatakan, betapa berat beban hidup saudara-saudara kita yang mengalami derita hidup serba berkekurangan dan keterbatasan, hanya untuk memperoleh sesuap nasi setiap hari pun sungguh berat, meski mendapat bantuan sosial. Oleh sebab itu Nyak mengajak semua pihak berempati dan peduli pada saudara-saudara sebangsa yang terpapar Covid-19 dengan kondisi psikologisnya. Apalagi bagi yang meninggal dan keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta, sungguh berat tak dapat dibayangkan beban musibahnya. Demikian pula beban para dokter, tenaga kesehatan, sukarelawan, dan pengelola rumah sakit yang harus bertugas ekstra keras di garda depan sekaligus menjadi benteng terakhir melawan pandemi yang dahsyat ini.
“Tidak terasa kita sudah kehilangan orang-orang terdekat yang tidak sempat berjumpa lagi karena dipanggil Allah SWT terkait wabah Covid-19. Wahyudin atau yang akrab disapa Nyak mengingatkan, bagi kaum muslim penting menunjukkan suri teladan. Puasa Ramadhan bagi setiap muslim dapat dijadikan pengendalian diri, antara lain tetap waspadai wabah Covid-19 dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Menyongsong Idul Fitri boleh dijalani dengan kegembiraan. Tetapi jangan berlebihan dengan belanja dan aktivitas lainnya yang melampaui batas, apalagi dengan berkerumun. Idul Fitri harus tetap dijalani sebagai satu rangkaian dengan puasa Ramadhan. Lebih-lebih situasi pandemi yang belum reda. Kedepankan kesahajaan, jauhi kesombongan karena Allah tidak menyukai hamba-hamba yang melampaui batas (QS Al-Maidah: 87). “Ingat banyak saudara kita yang kekurangan dan terdampak pandemi. Selaku insan beriman mesti menunjukkan sikap empati, simpati, dan peduli sebagai wujud ihsan dan kesalehan,” pesannya Nyak (@ndi)