Medan – medianasionalnews. Siraman cahaya hidayah merupakan nikmat yang sangat agung. Sebaliknya, tenggelam dalam kegelapan kesesatan merupakan bencana.
Cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Yang keduanya telah dipadukan oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya yang artinya, “Dahulu kamu Muhammad tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Aku (Allah SWT) jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Aku (Allah SWT) akan memberikan petunjuk siapa saja di antara hamba-hamba yang Aku (Allah SWT) kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)
Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang keduanya.” (al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu,)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-An’aam: 122)
“Orang orang yang berada dalam kegelapan- adalah dulunya mati akibat kebodohan yang meliputi hatinya, maka Allah SWT menghidupkannya kembali dengan ilmu dan Allah berikan cahaya keimanan yang dengan itu dia bisa berjalan di tengah-tengah orang banyak.” (al-’Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu,)
Orang-orang yang beriman, mendapat anugerah bimbingan dari Allah SWT untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya. Adapun orang-orang kafir dan para penentang ayat-ayat-Nya serta orang-orang yang berpaling dari petunjuk Rabbnya, maka ‘Pembimbing’ mereka adalah thoghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju gelap gulita.
Allah SWT berfirman (yang artinya), “Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan-kegelapan.” (QS. al-Baqarah: 257)
Begitu pula orang-orang munafik, orang-orang yang sengaja meninggalkan kebenaran dan mencampakkannya, maka Allah Subhanawata’ala tidak segan-segan untuk membiarkan mereka berjalan di atas kegelapan yang mereka pilih atas kehendak hawa nafsunya.
Allah Subhanawata’ala berfirman (yang artinya), “Perumpamaan mereka -orang munafik- seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.” (QS. al-Baqarah: 17-18)
Sifat orang-orang munafik itu dahulu mereka beriman sehingga iman itu menyinari hati mereka sebagaimana api yang menyinari orang-orang yang menyalakan api. Kemudian mereka justru kufur maka Allah pun menghilangkan cahaya yang menyinari mereka dan mencabutnya sebagaimana lenyapnya cahaya dari api tersebut sehingga Allah membiarkan mereka berada dalam kegelapan, tidak dapat melihat.” (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)
Untuk diketahui Islam itu sebenarnya ibarat Berlian, Intan dan Mutiara semakin diasah dia semakin berkilau, dan untuk meraihnya kita harus terus mengamalkan al Qur’an dan hadist agar cahaya iman menerangi perjalanan hidup kita.
Kita perhatikan saat ini, Islam diusik dari segala penjuru, itu artinya umat islam itu lagi diasah ke imanannya agar nantinya seperti Berlian dan Mutiara yang selalu bersinar.
Semoga Allah melindungi kita dari fitnah dan kemunafikan, dari berpaling kepada kekafiran dan hanyut dalam kemaksiatan setelah Allah berikan kepada kita nikmat hidayah dan ketaatan.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam.
Penulis : Andi Mulia, SE/ Pemred lidikcyber.com & medianasionalnews.id