Sumut – medianasionalnews. Pembangunan proyek tanggul penahanan banjir Asahan Multi Year’s, diduga diselewengkan Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
Informasi yang didapat pembangunan proyek tanggul Multi Year’ s, dikabupaten Asahan dan Tanjung Balai sepanjang 22,5 Kilo Meter dengan anggaran yang dikeluarkan melalui APBN sebesar 750 M ( Tujuh Ratus Lima Puluh Miliar), diduga tidak terealisasikan.
Pantauan team awak media dilapangan, Minggu (12/03/2023) lalu, tidak terlihat pembangunan sesuai informasi yang didapatkan dari salah satu pegawai dinas PU kota Tanjung Balai yang pernah dijelaskan diruang kerjanya, Selasa (15/07/2014) lalu.
“Terkait proyek pembangunan tanggul penahan banjir Asahan multi years 2018, itu kewenangan Balai wilayah Sungai Sumatera II dengan dana pembangunan 750 M ( Tujuh Ratus Lima Puluh Miliar). Jadi merekalah perpanjang tangan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), yang saat ini lagi dikerjakan pematokan oleh mereka.
” Untuk Tanjungan Balai sekitar 6 kilo meter dan panjang sekitar 22,5 kilo meter. Dari suka raja sampai Tanjung Balai tanggulnya itu, karena awal banjirnya dari sana menurut mereka ya. Nanti itu dilakukan pengerukan agar dalam normalisasi bentengan yang akan dibuat pintu clep, pokoknya banyakla kegiatan yang akan terealisasi. Kalau secara teknisnya merekalah yang lebih tau” ungkap pegawai dinas PU kota Tanjung Balai yang tidak mau dicantumkan namanya.
Lanjut pengawai PU ” Kalau dari Tanjung Balai sampai Sirantau / paten olang dan ujung Tanjung, nanti yang dari Tanjung Medan pertemuannya disitu. Untuk anggaran dana tersebut sudah termasuk ganti rugi lahan warga yang terkenak pembangunan tanggul penahan banjir.
” Untuk tinggi tanggul sekitar 4 meter dan lebar 6 meter, jadi jalanlah itu nanti pembangunan tanggulnya. Menurut konsultan mereka dipisang benaya itulah bertemu air pasang dan air surut yang bakalan naik, disitulah terjadinya pengendapan pasir makanya sungai dan daratan sama tingginya” pungkasnya.
Selanjutnya, team awak media melakukan konfirmasi kembali terkait pembangunan tanggul penahanan banjir yang dimaksud ke BWS Sumatera II dijalan AH. Nasution, Medan , Kamis (08/06/2023). Disitu, team awak media ketemu Indra Kurnia dengan jabatan Kepala Bagian Sub Umum dan Taya Usaha (KTU).
” Asahan itu memang programnya Multi Year’s dan sudah selesai, tapi itu perlu berkelanjutan baru dianggap berfungsi secara maksimum. Terkendalanya kita memang dilakukan usulan berkali – kali, makanya tidak teralokasi. Memang sifatnya yang sudah terbangun tahun 2018 sampai 2022 itu seperti yang disampaikan tadi. Sudah mengurangi, namun belum penyelesaian kira – kita seperti itulah. Kita tetap antusias program yang akan kita majukan. Karena Jakarta punyak penilaian yang akan menyikapi se Indonesia.
” Makanya dengan kesediaan uang anggaran Tahun – Ketahun, cuma itu yang bisa kita sampaikan” beber Indra.
Masih dikatakan Indra” Kalau biayanya itukan relatif ya, tergantung out put yang mau kita capai. Kalau paket atau proyek yang dilakukan BWS sifatnya penyesuaian. Misalnya kita butuh 100 dikasih 50 tinggal menyesuaikan, ya kalau total persisnya tidak mungkinlah dihafal semua, begitulah intinya kalau sifatnya bertahap kita tinggal menyesuaikan anggaran. Jangan dikasih anggaran minim manfaatnya kurang tercapai”
Terkait nilai anggaran yang diterima BWS pada tahun 2018, Indra Kurnia membenarkan dan berjanji akan membuka data anggaran tersebut. Karena, dari penyampaian Indra team awak media menduga bersifat sensitif dan tidak singkron dengan apa yang disampaikan oleh pegawai dinas PU kota Tanjung Balai.
Yang dikonfirmasi team awak media nilai anggaran tahun 2018, namun Indra lupa berapa nilainya. Malah yang dijelaskanya anggaran tahun 2022 di beberapa titik lokasi sungai raja Asahan, dan Indra berjanji akan mengirim data anggaran tahun 2018 melalui pesan WhatsApp, namun sampai berita ini ditayangkan belum juga dikirimnya. Team.